Sama seperti brother lainnya yang datang
ke garasi rahasia RAT motorsport , mahasiswa ITS ini ingin nge-Bore UP
motornya, Honda Cs1. Kami pun menawarkan berbagai spec, mulai dari spec
tahun lalu, spec pahe, hingga yang ingin kami lakukan – menanamkan
piston Honda CBR 150r dan merubah head cylinder Cs1 memakai katup EE
thailand. Si doi manggut-manggut, tapi ga’ ngebahas mesin malah curhat
dia habis muter-muter nyari bengkel RAT – wakwakwakwwak- Emang bagi yang
belum pernah kemari , bengkel kami nyempil di samping flyover
bypass Juanda -Sidoarjo, bengkel tanpa plang nama- tanpa spanduk, hanya
ber cat Biru – kuning sponsor oleh Telkom Flexi , disitulah tempat
motor-motor performa tinggi bermuara, cieeee…. Karena ga’ ada petunjuk
seringkali memang harus muter-muter , kesana-kemari buat nyari wkwkwk… cara mudah sebenernya ikutin kata hati aja, alah…
Eh, taunya sang empu malah punya ide
pengen masang Cylinder head + blok CBR langsung ke mesin Honda CS1…
Katanya konsep nya niru anak-anak mobil yang modifikasinya suka main
Swap Engine, tampang luar standard, tapi kencang. Busyet… Spontan
jawaban kami cuma satu, ” Habisnya banyak lho mas… ” dengan wajah polos.
Dengan santainya si mas ngeluarin kartu ATM sama ngasih tau pin nya, ”
nih mas bawa aja, belanjain apa yang diperlukan, yang penting saling
percaya “. Jabatan tangan pun terjalin.
Wah, ya sudah deh, kesempatan emas nih
untuk belajar. Kami sempat berdiskusi, bahwa tenaga cbr standard di
catatan dynotest milik banyuwangi motor sekitar 16dk, ya sudah targetnya
mendekati itu dulu. Eh, begitu online dan searching bore up cs1 di
google, muncul hasil korekan om Tomy Huang, bos besar BRT, nembus 17 dk…
wih… ampun dj…
Tapi setidaknya ada gambaran, dan kalau mengalami kesulitan bisa
curhat ke om Tomy … lagipula kan kita langganan juga make CDI BRT
hehehehe…
Okelah mulai kita belanja half cut engine
CBR150 , alias set bagian blok dan head lengkap isi dari Jakarta.
Begitu dateng, wuh… indahnya
DOHC head, portingnya gede-gede, klep nya gede-gede ( 24 milimeter
inlet , 21 milimeter outlet ) , batang klep kecil banget 3,5
milimeteran, gak heran bisa nembus 12,000 RPM lebih… Karakter profil cam
nya keren, bikin bergairah… Semua detail head dan blok dipelajari. Tahu
ngga porting exhaust cbr begitu besar meski dalam kondisi standard…
hehehe… Yang terbayang ketika paket head dan blok ini datang bukanlah
bagaimana hasilnya nanti, tapi saya begitu ingin ada yang mengajak riset
honda cs1 untuk drag kelas 200cc memakai head dan blok CBR, atau bikin
honda tiger drag swap engine CBR, …
Ketika konsultasi ke wallace racing , klep inlet 24 milimeter itu memiliki potensial tenaga 30 horsepower,
gila..!! Bayangkan spec cs1 nih, swap engine cbr, stroke dinaikkan jadi
58mm stang make ninja, piston di bore up pakai piston cbr hi-speed
diameter 66mm, kapasitas melonjak 198 cc… karburator dipasok keihin
Sudco USA tipe PJ venturi 34 milimeter yang mampu mensuplai hingga
12,000 RPM. Tak terbayangkan bisa nembus 8 detik kecil dengan mudah ,
atau mungkin 7 detik jika pembalapnya memiliki skill tinggi dan feel
yang tajam. Wah, keterusan ngiler nih kalau berhayal terus nih…
wkwkwkwk…
Ya udah kita langsung bawa crankcase ke
tukan las argon karena blok cylinder cbr lebih besar dari cs1, dan
lubang rantai keteng standard kurang membuka. Setelah jadi, hasil las
diratakan dengan pisau bubut untuk mengatur permukaan agar nol mutlak
supaya tidak terjadi kebocoran oli maupun kemiringan perangkat kruk as
mendorong piston nantinya. Di bagian kiri juga diatur ulang untuk
penempatan tensioner penekan rantai keteng. Tidak ada masalah berarti
saat memasang rantai keteng cbr ke cs1, profil gigi timing noken as sama
persis dengan gigi timing kruk as, perhitungannya pun juga 2 : 1.
Posisi penting adalah pengaturan deck
clearances, karena masih mengandalkan stang original cs1, perbedaan pin
piston kita akalin dengan sistem sok pen. Karena meski dibebaskan
modifikasi kita juga tidak lantas gila-gilaan belanja. Tetep ngirit lah…
Deck clearances kita bikin 0.8 milimeter dari bibir blok. Main aman
dulu lah…
Porting , gak kita apa-apakan.
Standardnya udah bagus ( bagus banget – malah ) . Cuma kita alusin pake
amplas kasar… sambil mbatin dalam hati, oalah… kok ya bukan dibuat
balap, ni mesin , bisa tak odal-adul…
Noken as, gak diapa-apain… cuma dielus-elus sambil digosok pake
autosol. Hahaha… tau ga sebenernya apa yang salah sih dari motor CBR150…
? Bukan porting, bukan noken as nya. Pistonnya kurang gede, kompresinya
kurang tinggi. Masa motor dengan kode R ” Racing ” kompresi nya cuma 11
: 1, itu kan sama kaya kompresi honda grand piston kaze yang dipake
anak smp ugal-ugalan di jalan hihihi… Mbok ya kompresi 13 : 1 gitu rada keren… atau kalo ga cc nya 180 atau berapa gitu… wkwkwk…
Dirakit, jebret-jebret, main aman celah
kem dibuat 0,23 milimeter inlet, 0,25 outlet. Kompresi coba rendah dulu
di 10,5 : 1. Pokoknya bisa nyala dan jalan enak… Asli kali ini RAT jadi
bengkel yang malu-malu kucing, pengen ngemodif tapi takut kalo rusak
wkakwakkwkaw… jadinya mainan kita ada di suplay bahan bakar yang dipasok
keihin pe 28 milimeter, dengan pilot jet #42, dan main jet #130.
Digandeng knalpot custom buatan SAHEK Muffler di Sedati. Pemantik nyala
busi kita order khusus dari BRT untuk dibuatkan tipe hyperband saja
karena kompresi memang relatif rendah dan mesin masih standard. Kampas
kopling dan pir kopling ganti milik Daytona.
Hasilnya, ketika dinyalakan… deruman
mesin yang menggulung hasil olah dual kem begitu menyayat hati, kalo di
geber di tempat , tachometer digital milik cs1 itu bisa dengan mudahnya
melebihi 12,000 RPM, melewati garis merah… serem boo00k… Dipakai inreyen
jalan-jalan, ouugghhh rasanya gagah banget, liat cs1 yang blok ama head
nya kecil jadi tertawa dalam hati, ngerjain FU- FU tengil di jalan bisa
juga Lumayan lah buat harian gaya…
Dapatkan apa yang kamu bayar, dan lebih…
Tenaga sertamerta kelincahan… Dari satu suku Honda menjadi gabungan
mesin yang istimewa. Dan tak lengkap bila tanpa bukti empiris hasil
kerja kami. Kami test drive di jalanan padat surabaya, torsinya udah
ngikutin tangan begitu enteng, dan narik terus hingga ke rpm tinggi.
Naik di ruang dynotest, sujud syukur, hasilnya ga’ malu-maluin, bisa
nembus 16,4 horsepower di 11,000 RPM. Tapi karena sugesti lengkingan
suara knalpot yang mengerikan seringkali kita udah tutup gas di 10,000
RPM lebih dikit, meski sebenernya tenaga masih ada – mungkin – …
wakakaka…
Sebagai murid kalo patokannya modifan BRT nembus 17 dk sedangkan kita
cuma 16 dk, berarti nilai ujiannya dapet nilai 94 . HORE! Ga
jelek-jelek amat kan , hihihi… Apalagi mengetahui torsi puncak cs1 kita
udah didapat di rpm 5,000 saja, menjadikan akselerasinya ke 10,500 RPM
hanya 3,90 detik. Patut disyukuri meski dengan alat seadanya : tanpa
flow bench, tanpa nge porting, tanpa main papas kem. Hanya dengan
mengandalkan perhitungan, ketelatenan, kejelian, dan didukung
kepercayaan serta kesabaran pemilik motor lah semua menjadi seperti ini.
Kami tidak merubah jalan raya, tapi kami merubah bagaimana rasanya
berkendara… Apa obsesimu?
0 comments:
Posting Komentar